Total Tayangan Halaman

Selasa, 05 Oktober 2010

BERPIKIR DAN BERTINDAK OUT OF THE BOX:DUNIA MEMBERI APA YANG KITA FOKUSKAN

“Out of The Box”. Berfikir di luar kotak (Thinking outside the box), yaitu suatu cara berfikir diluar kebiasaan umumnya,atau berbeda dalam memecahkan suatu permasalahan atau dalam menghadapi kondisi-kondisi baru.

Sekarang istilah ini menyebar secara luas,termasuk digunakan di dalam dunia bisnis dan marketing, pendidikan dan manajerial sehingga orang memandang perlu tahu istilah ini untuk diterapkan dan diujicoba dalam usahanya untuk mewujudkan inovasi - inovasi produk, langkah langkah bisnis dan strategy manajemen yang akan diambil. 

Untuk mengetahui cara fikir diluar kotak selayaknya kita harus tahu terlebih dahulu apa yang dimaksud berfikir didalam kotak (Thinking inside the box), cara berfikir jenis ini artinya kita menerima status quo, kita berfikir secara umum normal dan rutin ,orang yang hanya membatasi dirinya dalam berfikir “inside the box” akan menemukan suatu kesulitan dalam membedakan “suatu kualitas ide”, ide adalah ide, solusi adalah solusi, mereka sangat jarang menginvestasikan waktunya untuk memikirkan “a great solution“. 

Mereka juga percaya bahwa setiap masalah hanya memerlukan satu solusi, merumukan lebih dari satu kemungkinan alternatif solusi hanyalah buang-buang waktu, apakah lagi bila untuk mencari terobosan-terobosan.”There is no time for creative solution, we just need the solution“.

Menurut beberapa ahli, ada beberapa hal yang harus kita miliki untuk dapat berpikir Thinking out side the box diantaranya :

1. Keinginan untuk mengambil ide-ide dan ekspektasi baru dari hari ke hari, berdasarkan perkembangan informasi dan kondisi kekinian. 
2. Berfokus pada nilai dalam menemukan ide -ide baru dan bertindak sesuai dengan ide-ide tersebut. 
3.Terbuka pada sesuatu yang berbeda dan melakukan sesuatu dengan cara berbeda. 
4. Berusaha menciptakan nilai dengan cara -cara baru. 
5. Menerima segala bentuk informasi yang berkembang untuk kemudian disaring.
6 Mendukung dan menghormati pihak lain ketika mereka mengungkapkan ide - ide barunya.
Pernah baca tokoh-tokoh yang berhasil? Sebut saja satu persatu: Ray Kroch (McDonald), Jack Welch (GE), Bill Gates dan Lee Iacoca (masih ada yang belum tahu?). Semua mencapai keberhasilan masing-masing dengan berfikir dan bertindak secara out of the box.
Ketika orang-orang lain sesama penjual pengocok susu hanya berfikir menjual produk sebanyak mungkin, Ray Kroch justru melihat kecepatan, keramahan dan kebersihan yang ditunjukkan oleh restoran kecil yang dimiliki oleh McDonald bersaudara dapat ditonjolkan lebih luas ke banyak tempat di Amerika Serikat.
Begitu pula dua kakak beradik McDonald, ketika mereka berhenti mengatakan bahwa mereka telah cukup dengan hasil yang mereka terima sampai saat itu dan menerima tawaran Ray Kroch untuk mengembangkan McDonald maka mereka tengah berfikir out of the box. Setiap dollar yang mengalir ke McDonald yang dikembangkan oleh Ray Kroch juga berarti mengalir sebagian ke kocek mereka berdua.
Tetapi andai Ray Kroch hanya berfikir untuk menjual pengocok susu ke berbagai pelosok Amerika Serikat, paling-paling dia menjadi top salesman untuk produk pengocok susu. Bukan menjadi pengembang bisnis yang didengar setiap kata yang dia ucapkan. Siapa yang akan kenal quick-service-cleanliness-value?

Apa sih pengertian kreatif itu? Dalam ukuran seseorang, kreatif mencerminkan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang. Lebih jauh, tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan dalam ukuran proses, kreatif mencerminkan sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan keluwesan (fleksibititas), dan keaslian dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan.

Kita sebagai manusia memang mendambakan keteraturan. Kita senang dengan segala sesuatu yang rutin, yang terencana yang bisa diperkirakan. Sehingga segala sesuatu menjadi nyaman dijalankan. Irama kerja dapat kita atur dengan leluasa, dan kita dapat menikmati hidup secara lebih mengesankan.
Namun apa mau dikata, “Perubahan” selalu terjadi setiap saat. Bahkan seorang pntar menyatakan bahwa “Hanya satu yang kekal di dunia ini, yakni Perubahan”. Artinya, perubahan itu selalu ada dan terus menerus terjadi, tidak bisa kita pungkiri, dan tidak bisa kita hindari.
''Dunia memberi apa yang kita fokuskan".

Plesetan:Kritikan Dadi Gojlokan.

Plesetan bukanlah sekadar humor atau lawakan. Ia adalah sisi lain dari politik negara terhadap bahasa nasional yang telah begitu lama menjelajah dalam kehidupan sehari-hari warga biasa. Dalam plesetan, kita akan menemukan cara pandang rakyat biasa terhadap persoalan sosial politik di sekitarnya, yang mereka ungkapkan dalam bentuk permainan bahasa. 
Segala hal yang berbau plesetan pernah sangat populer pada pertengahan tahun 1990-an, tahun-tahun ketika isu politik—khususnya isu tentang suksesi—mulai memanas, tahun-tahun menjelang jatuhnya sebuah rezim, juga di wilayah bahasa. Beberapa tayangan humor dan lawak yang ditayangkan di televisi tak lagi mengandalkan slapstick, melainkan mulai menggunakan gaya plesetan. Pada saat itu, tentu saja yang banyak menjadi sasaran plesetan adalah isu-isu politik, meski ini dilakukan dengan begitu kabur dan diam-diam. Jadinya, dalam plesetan ini kita dapat menemui ungkapan ketidakpuasan dan frustasi masyarakat terhadap kekuasaan yang sifatnya sangat menonjol.
 Plesetan menjadi semacam peradaban yang berkembang luas dalam masyarakat Jogja.Hubungan antara plesetan sebagai subkultur dan Jawa sebagai kultur,dapat dianalogikan sebagai hubungan antara hubungan sosial masyarakat dan subkulturnya yang beraneka ragam,Karena hubungannya yang demikian, maka untuk memahami hakikat  plesetan Jogja, tidaklah mungkin melepaskannya dari sosiologisme humor masyarakat Jawa.
Manusia Jawa memiliki mekanisme unik dalam merespons ketidakadilan sistem sosial dan ekonomi yang silih berganti diproduksi berbagai penguasa yang ada.Semuanya itu kemudian menjadi bentuk oposisi simbolik yang bersifat kultural dalam masyarakat Jawa. Humor bisa jadi adalah manifestasi dari kenyataan pahit atas ketidakadilan yang dalam banyak kasus justru bisa sangat kronis keadaannya. Bahkan plesetan secara halus merupakan bentuk perlawanan secara simbolik.
Kemahiran orang Jogja bermain dalam plesetan antara lain disebabkan karena budaya mereka yang senang berdebat,senang tampil unik(out of the box),dan kesenangan suatu komunitas yang senang mengobrol dan humor.
Selain itu ada karakter2 khas yang yang selama ini merupakan karakter orang Jawa,orang Jawa adalah orang yang tidak suka konfrontatif,tidak suka berterus terang dan mengutamakan harmoni.Jika tidak suka akan sesuatu,orang Jawa cenderung menyampaikannya dengan cara halus,menghindari konflik dan mengutamakan harmoni.Karena itu biasanya kritik disampaikan dengan "cara yang halus",dan humor adalah salah satu alat yang efektif.
Plesetan Jogja yang kritis juga disebabkan hadirnya beragam mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri. Para mahasiswa menjadi genesis sendiri dalam gerakan sosial di Jogja. Mereka bukan warga Jogja, tetapi secara substansial, mereka selalu memperjuangkan hak-hak masyarakatJogja. Mereka telah menjadi metamorfosis yang telah menyatu dalam denyut nadi Jogja. Mereka menuangkan plesetan  melalui media graffiti di tembok jembatan hingga kamar kecil, kaos oblong politik karikatur, dan lainya. Simbol perlawanan lewat plesetan yang disuarakan mahasiswa bukan sekadar untuk mengkritik kebijakan lokal Jogja, bahkan sampai tingkat nasional sekalipun tak luput dari kritik mereka.
 Bahkan, mahasiswa luar ini memerlukan kemampuan untuk bisa bermain plesetan agar dapat diterima di kalangan mahasiswa “tuan rumah”. Tanpa mengetahui arti kata-kata yang terlontar selama permainan plesetan berlangsung, seseorang tidak akan dapat masuk ke dalam suasana akrab yang tercipta,kemahiran dalam plesetan kemudian menjadi salah satu modal yang penting bagi masyarakat Jawa dan para pendatang untuk tetap menjaga kedekatan dan keakraban satu sama lain.
Plesetan dan humor lainnya ternyata bukan sekedar ngguyu (tawa), melainkan sebuah simbol melawan atas segala sesuatu di luar kita,yang kadang-kadang tidak dapat kita jawab,apapun bentuknya.