Total Tayangan Halaman

Minggu, 03 Oktober 2010

-Tidak ada orang yang gagal selama dia menikmati hidup--

Semua orang pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan terbuka. Sebaliknya, banyak orang akan berusaha agar tidak mengalami kegagalan. Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan “satu paket” yang tidak bisa dipisahkan. Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan?
Di balik manisnya kesuksesan ada setumpuk kegagalan. Seorang bayi, ketika belajar berbicara, harus melewati “kegagalan” dalam mengucapkan huruf, kata, dan kalimat. Sebelum seorang anak bisa berjalan, bahkan berlari, pasti mengalami jatuh berkali-kali. Kegagalan juga dialami oleh orang dewasa. Tanyakan saja kepada para ilmuwan. Sebelum mereka berhasil mempersembahkan karya ilmiah yang gemilang, mereka banyak mengalami kegagalan (puluhan, bahkan ratusan kegagalan) dalam percobaan dan riset yang mereka lakukan. 
Sebelum Thomas Alva Edison menemukan bola lampu yang berhasil merevolusi kehidupan manusia, ia melakukan banyak kesalahan dan mengalami ratusan percobaan yang gagal. Bahkan dari ratusan percobaan tersebut, hanya satu yang berhasil membawa sukses: penemuan bola lampu. Demikian juga dengan olahragawan, sebelum mereka berhasil membukukan sukses, mereka juga harus melewati jalan yang sama: kegagalan. Lance Armstrong, pebalap sepeda dunia yang telah berhasil memenangkan berbagai kejuaran dunia balap sepeda, dia juga mengalami banyak kegagalan. Ia harus mengalami jatuh bangun dalam ratusan kali latihan yang ia jalani dalam mempersiapkan diri sebelum ikut suatu pertandingan. 
Banyak memang pelajaran yang kita dapat dari kesuksesan. Tapi, biasanya, pelajaran dari kegagalan akan lebih melekat dan lebih mudah kita ingat
Ilustrasi berikut dapat sebagai contohnya:Pada suatu hari, seorang petani yang sedang berjalan bersama keledainya, terpaksa menghentikan perjalanannya karena sang keledai jatuh ke dalam sumur. 
Setelah melihat sumur tua yang sudah tak terpakai, sang petani berpikir bahwa sumur ini sudah tidak ada gunanya. Kemudian ia melihat ke dalam sumur. Di dasar sumur terlihat keledai tuanya yang terjatuh. Karena menganggap bahwa sumur dan keledai tak ada gunanya, lalu sang petani mulai memanggil beberapa teman untuk mengubur keledai dan menutup sumur tua tersebut. 
Sedikit demi sedikit tanah pun mulai diuruk. Sang keledai merasa sedih karena merasa tidak dihargai oleh tuannya. Tapi ia tidak putus asa. Tanah yang jatuh dipundaknya, digoncangnya, sehingga tanah jatuh ke bawah. Lalu sang keledai naik ke atas tanah tersebut. Demikian seterusnya, sang keledai naik terus. 
Makin banyak tanah yang dilemparkan, makin dekat sang keledai ke permukaan, sampai akhirnya sampailah keledai ke permukaan sumur dan berhasil loncat ke luar. 
 Kegagalan adalah tanah urukan yang berkali-kali harus kita pikul. Tetapi, jika kita bisa memanfaatkan kegagalan dengan baik, maka kegagalan bahkan bisa kita jadikan senjata untuk meraih kemenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar