Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Oktober 2010

Menulis adalah anugerah.

Menulis adalah berbagi. Ya, berbagi pemikiran, berbagi kisah, berbagi pengalaman hidup.Dengan menulis, saya mendapatkan sahabat, teman-teman yang berhati baik. Lalu kenikmatan tersendiri ketika ada orang yang mengucapkan terimakasih atas tulisan saya yang membuatnya terkesan.
Belum lagi, kedahsyatan efek menulis bagi perbaikan diri. Menulis adalah terapi jiwa yang sungguh dahsyat. Lega hati saya setelah menulis, bahkan saya juga menjadi bisa mengukur diri. Setelah membaca tulisan sendiri, saya merenung apakah saya ini kuat atau lemah? Disitulah saya menemukan harta karun bahwa saya memang perlu selalu untuk memperbaiki diri dan tak mengulangi kesalahan yang sama di masa datang.
Menulis adalah proses mengabadikan,Mengabadikan apa? Apa yang bisa diabadikan lewat sebuah tulisan? Banyak sekali. Ada ide, gagasan, pikiran, visi, rencana, mimpi-mimpi, goals, kisah, cerita, berita, ilmu pengetahuan, hidup dan kehidupan.Mengapa diabadikan? Karena kita manusia memiliki otak yang terbatas, manusia dengan kadar ingatan juga terbatas, manusia dengan kadar kealpaan yang tetap mengancam. Sementara ide, gagasan dan seterusnya itu, tidak mungkin diwadahi apalagi diabadikan di dalam otak kita sendiri.
Dan proses menulis sangat berkaitan dengan membaca,tak ada orang yang bisa menulis tanpa membaca,kalau tidak pernah membaca mana pernah punya keinginan untuk menulis.
Menulis juga merupakan sebuah latihan dalam kehidupan,yang tidak menulis pun juga bisa mendapatkan latihan dalam hal apapun,tapi biasanya tidak teratur,kurang teruji logikanya.Banyak hal dalam hidup yang kita pikirkan,menulisa salah satu sarana untuk melatih macam-macam hal,ingatan,sensitifitas.Semuanya adalah hal yang jelas penting dalam hidup.
Secara umum,menulis juga baik untuk kesehatan,paling tidak kesehatan jiwa,kita bisa mengekspresikan diri kita dalam bentuk tulisan,tidak memendam apa-apa.Apa yang kita kemukakan kita tulis,apabila tulisan itu bisa membuat lebih baik kepada orang lain,atau paling tidak terhadap diri sendiri.Karena dalam tulisan ada kemungkinan untuk melihat pemahaman-pemahaman baru,pengalaman-pengalaman baru.
Tidak ada yang muluk-muluk dalam hal menulis,seperti kita belajar naik sepeda saja,lama kelamaan pasti bisa dan tidak akan pernah lupa seumur hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar