Total Tayangan Halaman

Minggu, 03 Oktober 2010

-"Kemampuan membaca itu sebuah rahmat. Kegemaran membaca; sebuah kebahagiaan."

Kegemaran membaca, seperti kegemaran lain, tidak timbul secara tiba-tiba.
Kegemaran membaca
umumnya buah dari kebiasaan dan kebiasaan ini, sebagaimana dianjurkan oleh para
pakar pendidikan,
sebaiknya telah diawali sejak masa kanak-kanak. Mereka mengatakan, bila seorang
anak kecil sering
menyaksikan ayah, ibu, kakak atau abangnya kerap membaca, maka ia akan
memperoleh kesan bahwa
kegiatan membaca adalah sesuatu yang menyenangkan dan bermanfaat.

Cara lain yang dilakukan untuk menumbuhkan kegemaran membaca tentu saja dengan
menyediakan
buku-buku yang sesuai atau yang menarik bagi anak-anak. Kalau kita perhatikan di
Inggris misalnya,
jumlah serta jenis buku yang tersedia khusus untuk anak-anak sangat mengesankan.
Mulai dari yang
tipis sampai yang tebal dicetak mewah serta dihiasi dengan gambar-gambar yang
menarik. Umumnya
berupa buku-buku cerita yang jenis serta tingkatnya disesuaikan dengan golongan
usia anak-anak
mulai dari masa pra-sekolah sampai pada usia setelah masuk sekolah.

Namun harga buku-buku itu memang tidak bisa dikatakan murah. Bisa menimbulkan
beban keuangan bagi
para orang tua yang kurang mampu. Tapi untunglah yang menyediakan bahan bacaan
bagi anak-anak
bukan hanya toko buku, melainkan juga perpustakaan: baik perpustakaan umum
maupun perpustakaan
sekolah. Di sana para orang tua atau anak-anak bisa meminjam buku tanpa harus
mengeluarkan biaya.

Sekarang timbul pertanyaan yang lebih mendasar: kapankah sebaiknya kebiasaan
atau kegemaran
membaca itu harus ditanamkan dan dibina? Apakah segera setelah seorang anak
bisa membaca? Umumnya
orang tua tidak akan memberikan buku kepada anaknya jika si anak belum bisa
membaca. Namun ada
kalangan pendidik yang berpendapat bahwa seorang anak sebetulnya sudah mulai
belajar membaca pada
saat ia mulai mengenal orang tuanya.
Ada sebuah teori yang disebut ' Reading Readiness' atau 'Kesiapan Membaca'.

Teori ini populer di Inggris selama tahun 1960-an. Menurut teori itu, anak-anak
harus lebih dulu
mencapai suatu tahap tertentu dalam perkembangan mental dan fisik sebelum mereka
mampu belajar
membaca dengan mudah serta menguntungkan.

Dikatakan bahwa unsur paling penting dalam kesiapan membaca adalah kemampuan
intelektual umum:
kemampuan membedakan apa yang dilihat dan didengar, kemampuan memperhatikan
serta mengikuti
petunjuk.
Dikatakan bahwa unsur paling penting dalam kesiapan membaca adalah kemampuan
intelektual umum:
kemampuan membedakan apa yang dilihat dan didengar, kemampuan memperhatikan
serta mengikuti
petunjuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar